AKU

SELAMAT DATANG

Sabtu, 30 Juni 2012

ISLAM>> Tim Inggris Ungkap Kekejaman Israel terhadap Anak-Anak Palestina

Tim Inggris Ungkap Kekejaman Israel terhadap Anak-Anak Palestina: Sebuah tim yang terdiri dari praktisi hukum di Inggris membuat laporan tentang perlakuan rezim zionis Israel terhadap anak-anak Palestina.
Tim ...

Kamis, 28 Juni 2012

ISLAM>> MISI RAHASIA DIKONSER LAGY GAGA..

Ya emang sih issue LG udah Lama ilang seperti iLang'a izin dy konser di negara Indonesia tercinta ini..
tp ya nama'a juga Artis,, terus konser untuk cari harta..

jd buat yg bLm tau Misi Rahasia di baLik Konser LG seLama ini dan konser yang akan datang.. iniLah Rahasia'a..
Yang seLama ini Marah dan keseL sampai2 MUI, FPI dan mereka yang Menolak LG sampai di Ejek dan dkecam.. nih baca duLu SAMPAI AKHIR,,, jgn setengah2.. ntar otak Anda juga setengah2.. Rawan dmasukin setan tuh yang setengah2.. Baca FuLL agar kita tau iLmu 'a dan sadar kenapa LG harus dToLak!!

JAKARTA (salam-online.com): Sejumlah kalangan, khususnya ormas-ormas Islam, menolak konser Lady Gaga yang direncanakan pada 3 Juni 2012. Umumnya alasan penolakan berkisar dari kostum dan tampilan yang vulgar dan lirik-lirik lagunya yang melecehkan, termasuk penghinaan atas ajaran Kristen. Karenanya di kalangan Kristen pun muncul penolakan.
Lady Gaga tampil vulgar, seksi, dan tak sesuai dengan adat ketimuran, alasan ini mudah ditepis. Mereka yang pro Lady Gaga bisa mengatakan, yang namanya penyanyi dangdut tak kalah seronoknya. Mereka bilang, lihat saja penampilan vulgar Trio Macan di atas panggung, mengapa tidak dilarang?
Sekali lagi, memberi alasan dari sudut kostum, tampilan dan liriknya yang melecehkan, itu menjadi kurang kuat. Sebab, dari segi kostum dan tampilan, banyak penyanyi yang tampil seksi di negeri ini tapi tak dilarang. Karenanya, menurut mereka, Lady Gaga bisa tampil dengan syarat kostumnya yang sopan sesuai budaya timur. Dalam hal lirik lagu yang dinilai melecehkan, pihak yang pro Gaga bisa bilang, lagu-lagunya bisa dipilih dan dikompromikan.
Sejumlah persyaratan itu pulalah yang coba dikompromikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung konser Gaga itu. Yang teranyar adalah Menkopolhukam Djoko Suyanto. Menteri yang satu ini bahkan memberi angin dan mengisyaratkan konser Gaga masih mungkin digelar dengan sejumlah kesepakatan yang harus disetujui masing-masing pihak (detikcom, 19/5/2012).
Menurut Djoko, hal yang bisa dikompromikan, misalnya kostum, koreografi, gerak penari dan lirik-lirik lagunya. “Harus disepakati dan dikompromikan dengan pihak mereka, agar tidak menampilkan yang vulgar,” kata Djoko.
Djoko mengaku sudah meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk mengelola dan mengkoordinasikan hal-hal di atas. “Yang terpenting kan dikelola antara yang pro dan kontra, sehingga show-nya bisa jalan, tapi aspirasi yang mengkhawatirkan penampilannya juga diwadahi,” imbuhnya. Jadi, menurutnya, perlu dibuat kesepakatan antara pihak kepolisian, penyelenggara dan pihak yang kontra. Wow, sepertinya ada indikasi konser Gaga mau diizinkan?

***

Padahal yang diharapkan, negara-lah yang mestinya turun melarang konser ‘mother monster’ yang juga dijuluki ‘ratu setan’ ini, bukan malah kompromi mau mengizinkan. Itu sama saja mau merusak generasi muda kita.
Nah, ini yang sangat disesalkan. Oleh karena dari pihak umat Islam yang menolak hanya memberi alasan sekadar kostum, tampilan dan lirik lagunya, maka alasan-alasan ini pastilah mereka coba kompromikan agar konser tetap berlangsung. Padahal ada alasan utama yang menyebabkan umat Islam menolak Lady Gaga. Tapi sayangnya hal itu tak diungkapkan.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club di TVOne, Rabu malam (16/5/2012) tak satu pun kalangan yang kontra mengungkapkan alasan utama penolakan. Alasan-alasan yang dikemukakan masih di seputar tampilan, erotis, vulgar, yang tak cocok dengan Islam.
Alasan-alasan di atas, betul. Tapi ada alasan utama yang tak diungkap. Kemunculan Lady Gaga itu ada kaitannya dengan misi Zionis Yahudi. Gaga, oleh Zionis Yahudi adalah salah satu icon baru di bidang budaya dan entertain. Zionis, dengan organisasi bawah tanahnya seperti freemasonry dan illuminati selalu menciptakan sosok-sosok baru dari berbagai bidang untuk dijadikan idola yang kemudian menjerat lawan-lawannya.
Menjelang akhir kekuasaan George W Bush, Amerika mengalami krisis ekonomi yang cukup mengkhawatirkan. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap AS kian menurun. Bagi Zionis—yang sebenarnya merupakan ‘boss’nya Amerika—untuk memulihkan kepercayaan dan kekaguman dunia, maka negara yang disebut sebagai adidaya ini memerlukan sosok dan icon baru. Karena itulah, munculnya Barack Obama—keturunan Yahudi hitam—yang dianggap mampu menghipnotis dunia, menjadi pilihan dan disupport Zionis. Dan, tak ada figur yang naik jadi presiden Amerika tanpa dukungan Zionis Yahudi. Kehadiran Obama bisa dibilang mampu mengembalikan kepercayaan dunia terhadap Amerika. Misi berhasil.
Itu di bidang politik. Di bidang budaya, entertain (hiburan), Zinonis Yahudi menghipnotis generasi muda—khususnya dari kalangan Islam—dengan merusak moral dan akhlak mereka. Kehadiran Lady Gaga sarat dengan misi dekedensi moral. Beberapa butir isi Protocolat Zionis jelas-jelas menyebutkan penghancuran generasi muda itu.
Henry Ford, pendiri dan pemilik perusahaan mobil Ford Amerika Serikat yang semula tak yakin adanya konspirasi Zionis atas dunia, akhirnya menulis sebuah buku yang membongkar program-program jahat itu. Dalam buku yang sempat dimusnahkan Yahudi AS itu, Henry Ford–yang membongkar kebusukan lobi Yahudi, menyimpulkan, untuk mencapai tujuannya kalangan Yahudi menggunakan cara-cara yang sesuai karakter mereka, yakni: dominasi atau hancurkan!
Ford semula tidak begitu percaya keterlibatan Yahudi Internasional dalam berbagai peperangan dan peristiwa besar di dunia. Ia melakukan penyelidikan, menggali fakta-fakta, dan menyewa investigator. Penyelidikan Ford ini kemudian dikenal sebagai Jewish Question. Dari penyelidikan itu, Ford yakin tangan-tangan Yahudi Internasional bermain dalam berbagai peristiwa dunia. Dan, menurutnya, tangan-tangan itu harus dipatahkan.

***

Melalui Dearborn Independent, surat kabar kecil yang dibelinya di Michigan, Ford menurunkan hasil investigasinya yang membeberkan kebusukan Yahudi Internasional di Amerika. Salah satu temuan Ford adalah Protocol Zionis. Dokumen ini berisi strategi Yahudi Internasional menguasai dunia, politik internasional, keuangan dan bisnis, media dan budaya.
Publikasi terhadap Protokol Zionis tersebut menuai kecaman. Ford dianggap Anti-Semit. Dokumen itu oleh kalangan Yahudi dinilai palsu. Ford tidak ingin terjebak perdebatan asli atau palsu. Ia mengatakan, ”…dari apa yang saya ketahui, semua yang terjadi sekarang ini di dunia, sesuai dengan isi dokumen itu.”
Artikel-artikel di surat kabar Dearborn Independent memicu kemarahan kalangan Yahudi. Mereka menuntut Ford minta maaf. Bisnisnya dipersulit sampai mengalami krisis keuangan. Dalam situasi sulit itu, Ford dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan mobil secara misterius.
Pada 1977, artikel-artikel Ford itu dibukukan dalam The International Jew. Buku ini sempat menjadi buku terlaris, terjual lebih dari 10 juta copy. Kalangan Yahudi memborong buku ini, membakarnya, merazia toko-toko buku, dan bahkan mencurinya di perpustakaan untuk dimusnahkan.
Kini, Yahudi Internasional diyakini tangannya telah merambah ke seluruh dunia, ke segala kalangan. Pengaruhnya mendunia, mendominasi segala wacana. Pengikutnya pun menyebar ke mana-mana, ke segala profesi dan strata sosial kemasyarakatan. Pengikut, disadari maupun tidak disadari, pengikut langsung ataupun tak langsung, bahkan sekadar menjadi fans pengidola dari pengikut tak langsungnya.
Tangannya mengontrol segala peristiwa. Termasuk tak terkecuali, rentetan peristiwa dalam rangka agenda menghancurkan Palestina, dimana dunia Arab malahan hampir tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya menjadi penonton saja, saat Palestina dihancurkan. Dan, kita yang di sini pun disibukkan dengan urusan politik dan pertengkaran antar kita-kita, termasuk ‘berkelahi’ dalam hal rencana konser Lady Gaga di sini—sementara sang Zionis dengan gerakan bawah tanahnya bisa jadi sedang terkekeh-kekeh ‘menonton’ ribut-ribut antara yang pro dan kontra Gaga.

***
Dalam agenda penghancuran generasi muda, Indonesia adalah salah satu sasaran utamanya. Kekayaan alam yang melimpah dan penduduknya yang mayoritas Muslim, menjadikan negeri ini sebagai sasaran yang sangat menggiurkan untuk dijadikan ‘mangsa’. Zionis tak perlu bangsa ini mengganti keyakinannya di KTP, apalagi menjadi Yahudi. Terlebih lagi, bagi Zionis, Yahudi sebagai bangsa pilihan, mustahil menjadikan orang non-Yahudi menjadi Yahudi. Maka, adalah aneh ada komunitas yang menyebut dirinya sebagai Komunitas Yahudi, padahal bukan Yahudi, dan Zionis Yahudi sendiri tak suka orang non-Yahudi menyebut dirinya Yahudi, karena bagi mereka Yahudi itu sebuah nama untuk bangsa pilihan. Tapi, mungkin pihak Zionis membiarkan saja hal ini, karena mereka berkepentingan komunitas yang menyebut dirinya dengan embel-embel Yahudi itu sebagai bagian untuk melancarkan misi mereka.
Jadi, bagi Zionis, tak perlu berganti nama dan keyakinan. Cukup pola pikir dan kelakuan non-Yahudi itu berubah. Maka, dengan penetrasi budaya lewat sosok yang digandrungi, diidolai dan digila-gilai, sehingga generasi ini meniru cara berpakaian sang idola yang vulgar, itu merupakan langkah awal untuk menguasai dan mengendalikan ‘korban’nya. Program ini sudah tertuang dalam protocolat yang berisi 24 atau 25 butir kesepakatan, di antaranya:
“…Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah: Minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Untuk itu, Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.” Berikutnya:
“Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.” (Ingat, Lady Gaga adalah salah satu sosok yang sesat menyesatkan dengan ritual dan kelakuannya yang aneh). Karena itu, kebebasan berekspresi menjadi “senjata”, yang hakikatnya adalah untuk meliberalkan korban-korban Zionis supaya tak terikat dengan ideologi dan keyakinan mereka. Maka, paham liberal pun merasuki generasi ini, sebagaimana terdapat dalam satu butir Protocolat:
“Paham Liberal harus kita sebarkan ke seluruh dunia agar pengertian mengenai arti kebebasan itu benar-benar menimbulkan dis-integrasi dan menghancurkan masyarakat non-Yahudi.” Dalam konteks ini, jelas kehadiran Irshad Manji dan lainnya, misalnya, tak berdiri sendiri. Tapi membawa misi.

***

Selanjutnya, “Kita harus berusaha agar opini umum tidak mengetahui permasalahan sebenarnya. Kita harus menghambat semua yang mengetengahkan buah pikiran yang benar. Hal itu bisa dilakukan dengan memuat berita lain yang menarik di surat kabar. Agen-agen kita yang menangani sektor penerbitan akan mampu mengumpulkan berita semacam itu. Pandangan masyarakat harus kita alihkan kepada hiburan (dunia entertainment, pen), seni (musik, pen) dan olah raga.”
Sebagaimana diketahui, Lady Gaga adalah seorang penyanyi yang menjadi Robot organisasi rahasia Yahudi Illuminati. Asesoris penampilan Gaga dalam setiap konsernya, secara vulgar menonjolkan lambang Illuminati dan paganisme. Illuminati adalah sebuah kelompok Zionis Yahudi yang memiliki hubungan erat dengan Freemasonry, kelompok rahasia dan bawah tanah Zionis. Illuminati adalah sekte Luciferian (iblis) yang memiliki arti Sang Pembawa Cahaya. Sekte ini memiliki misi untuk menghancurkan umat Islam dan non-Yahudi melalui ide pemikiran rusaknya.
Lady Gaga juga merupakan Ratu Iblis Liberal Pemuja Setan. Dalam video klip lagu Alejandro digambarkan Gaga bersatu dengan Tuhan kaum Nasrani (Yesus). Lalu dia menyalahkan Tuhan, karena Tuhan tidak dapat memenuhi keperluan rohaninya. Akhirnya dia mengubah diri dari biarawati menjadi paderi Luciferian (setan) yang dilambangkan dengan tangan kanan menutup mata kirinya (menjadi bermata satu, lambang Yahudi). Inilah yang diprotes kalangan Kristen. Perhatikan dalam tampilan konser dan perilakunya, Gaga kerap menutup mata kirinya. Jadi, bermata satu. Persis Dajjal. Itu melambangkan illuminati.
Tak hanya itu, penyanyi haus sex ini juga penyebar Gaya Hidup gay, lesbian dan Transgender. Salah satu lirik lagu Gaga “Born This Way” yakni : “..No matter gay, straight, or lesbian, transgendered life… I’m on the right track, baby I was born to survive.” (Tidak peduli gay, lurus, lesbian, kehidupan transgender. Saya dijalur yang benar…).
Lady Gaga merupakan Icon Pornoaksi dan Pornografi. Setiap kali aksi konsernya, Lady Gaga tidak lepas dari sensasionalnya. Yakni menampakkan aurat dan meliukkan tarian yang erotis. Tak berhenti sampai di situ. Gaga juga mengajarkan kemusyrikan. Sebut misalnya, sebelum memulai konsernya, dia mengadakan ritual pemujaan setan. Ini sebagai bagian dari upaya mencari sensasi, menarik publik, menggila-gilai bahkan akhirnya mencontoh dan mengikuti kelakuan Gaga itu.
Lady Gaga mendapat julukan “Ratu Illuminati”, karena dia memang bagian dari organisasi bawah tanah Zionis Yahudi itu. Illuminati adalah sebuah kelompok dalam Zionis Yahudi yang memiliki hubungan erat dengan Freemasonry—kelompok rahasia dan bawah tanah Zionis lainnya. Historisnya disebutkan ketika kelompok Illuminati dikejar-kejar kelompok gereja di Eropa, adalah Freemasonry yang menjadi tunggangan Illuminati untuk berlindung.

***

Jadi, jika Freemasonry yang merupakan kelompok garis keras dan bawah tanah Zionis Yahudi, maka Illuminati adalah organisasi lebih atas lagi. Lebih rahasia. Penuh misteri. Sayangnya, banyak umat Islam yang tidak menyadari. Karenanya, para tokoh Islam atau yang memahami tentang Zionis Yahudi, sudah seharusnya dengan serius memberikan informasi tentang bahaya Illuminati, Freemason, dan lainnya yang berhubungan dengan Zionis Yahudi. Termasuk para pembawa misi kelompok-kelompok Zionis Yahudi ini. Salah satunya adalah Lady Gaga.
Jelas sudah, Lady Gaga adalah sosok yang membawa misi Zionis Yahudi. Dengan kata lain, Gaga adalah sosok yang merusak pemikiran, otak dan akhlak generasi muda Islam, khususnya melalui budaya. Bagi para pemerhati konspirasi dan Yahudi, juga nama Lady Gaga sudah tidak asing sebagai artis penyembah ajaran musyrik (pagan).
Seperti pernah dilansir Dailymail, salah satu pekerja di Hotel Intercontinental, London menceritakan, bahwa penyanyi kontroversial tersebut telah meninggalkan cairan mirip darah dalam jumlah besar di bak mandi hotel. Semua staf hotel sangat yakin Gaga telah mandi di sana, atau setidaknya menggunakan cairan itu untuk mendandani kostumnya yang selalu super aneh di atas panggung. Sudah tak mengherankan lagi, karena Lady Gaga memang terkenal sebagai boneka illuminati yang memiliki ritual pagan sebagai keharusan.
Jadi, kehadiran Gaga ini sarat dengan misi Zionis lewat gerakan Illuminatinya. Lirik lagu yang melecehkan keyakinan tertentu seperti Kristen, kostum dan tarian erotis, hanyalah bagian dari sarana untuk melancarkan misi itu: merusak dan menyesatkan generasi muda, utamanya.
Jadi, sangat aneh jika ada petinggi organisasi Islam bilang, mau bagaimana pun kelakuan Lady Gaga, “Iman kami tetap tak terpengaruh.” Ini pernyataan yang tak bertanggungjawab. Apakah tokoh umat yang ngomong seperti ini tak memahami bahwa generasi muda perlu diselamatkan? Okelah Anda dan para anggota dalam organisasi Anda tak terpengaruh dengan Gaga, tapi apakah Anda tak terpikir dengan ribuan bahkan jutaan generasi yang tanpa reserve ‘menggila-gilai’ sosok seperti Lady Gaga? Apalagi, Gaga adalah bagian dari misi Zionis!

***

Karenanya, tulisan ini bermaksud ingin mengingatkan kepada pemimpin dan tokoh umat, agar menjelaskan alasan utama perihal penolakan Lady Gaga di ranah ini.Ketahuilah, alasan vulgar, erotis, dan lainnya itu mudah dipatahkan, karena dari para penyanyi di republik ini pun banyak yang tampil erotis, vulgar dan mengumbar aurat. Tolong bantu umat untuk menyatakan bahwa alasan utama penolakan Gaga adalah lebih dari itu: membawa misi budaya yang merusak dan menghancurkan generasi muda dunia.
Kepada Menkopolhukam, hal-hal seperti ini—apalagi mengandung misi Zionis, sebagaimana disebut dalam Protocolat—tak bisa dikompromikan. Apa jaminannya penampilan erotis, vulgar, umbar aurat, itu tak muncul, jika sudah di atas panggung? Susah untuk mengatur-atur penampilan sosok yang sudah membawa misi menghancurkan generasi untuk santun di atas panggung. Yang dikhawatirkan, jika Gaga diizinkan konser di sini dengan kesepakatan tak tampil vulgar, kemudian kenyataan di atas panggung berbeda, lalu barisan yang kontra beraksi, kemudian terjadilah pembubaran paksa, dan kerusuhan terjadi, inikah yang diinginkan?
Jangan gegabah. Persoalannya tak sekadar larangan tampil vulgar dan erotis. Bukan itu. Ada alasan utama di balik penolakan itu. Andai diizinkan, lalu yang kontra menganggap Gaga tampil erotis dan vulgar, kemudian terjadi huru-hara, bisa jadi inilah yang diharapkan Zionis dan kaki tangannya. Sebab, salah satu tujuan Zionis yang terdapat dalam Protocolat adalah membuat sebuah negeri rusak citranya di mata dunia. Jika terjadi tindak anarkis dan kerusuhan, citra Indonesia pun menjadi buruk.
Tahukah Anda, yang namanya konflik, kerusuhan, pencitraan yang buruk terhadap tokoh umat dan ormas Islam, pemunculan aliran sesat—termasuk munculnya nabi-nabi palsu—dan lainnya, itu merupakan bagian dari modus Zionis Yahudi untuk menguasai lawan-lawannya yang non-Yahudi, terutama umat Islam.
Pendek kata, antara maslahat dan mudharatnya jauh lebih besar mudaharatnya jika Gaga diizinkan tampil. Terlalu besar konsekuensi yang harus kita tanggung. Itu belum lagi, dari hasil penjualan tiket yang tergolong mahal, hanya untuk menghadirkan dan menambah kocek Lady Gaga yang dengan gerakan bawah tanahnya justru untuk menghancurkan kita?
Sadarkah kita, berapa persen dari hasil pundi-pundi Lady Gaga disisihkan untuk membeli peluru yang kemudian diarahkan untuk membunuh dan membantai saudara-saudara kita di Palestina?
Sekali lagi, ini tak hanya urusan erotis, vulgar dan umbar aurat, bukan cuma itu! Ini lebih dari itu, ada misi Zionis di dalamnya. Gaga adalah bagian dari misi itu dengan organisasi rahasia illuminatinya. Berlindung di bawah seni budaya dan kebebasan bereskpresi, Illuminatinya Zionis, lewat Lady Gaga siap melumat-lumat generasi muda ini. Sementara mereka yang rela berdesak-desakan membeli tiket konsernya tidak sadar bahwa mereka tengah jadi intaian (mangsa) Zionis–sekaligus sebagai ‘alat’ untuk melancarkan misi mereka.

ISLAM>> KOMPAK PLULARISME



“Di masyarakat yang plural ini, janganlah ada pemaksaan kehendak. Biarlah setiap orang melakukan pilihannya sendiri, tanpa paksaan. Sesuatu yang dipaksa itu pasti tidak baik. Nilai yang dianut setiap orang berbeda, jadi jangan paksakan nilai yang kamu anut terhadap orang lain.. Jangan jadi tirani mayoritas..”

Sulit membantahnya kan?

Pertama-tama, saya tanya dulu: apakah sebagian besar dari kita memang dengan sukarela masuk kerja jam 8 dan pulang jam 5 atau bahkan lembur? Apakah memang kita yang memohon-mohon agar jatah cuti kita setahun cukup dua minggu? Apa anda memang luar biasa ikhlas dengan jumlah gaji anda sekarang? Jika tidak, kenapa anda tidak coba mengatakan kepada atasan anda sekarang:”Maaf pak, sebenarnya saya menganut paham bahwa kerja itu hanya 3 jam sehari, cuti 6 bulan dalam setahun, dengan gaji minimal 30 juta. Jadi, jangan paksakan kehendak bapak..”

Apa anda dulu saat remaja belajar dengan sukarela, ikhlas bin legowo?

Semua hukum dan undang-undang, apalagi dalam alam demokrasi, pada prinsipnya, adalah pemaksaan kehendak, dari sebagian besar masyarakat yang sepakat, kepada masyarakat lainnya yang tidak sepakat. Memangnya semua orang setuju dengan UU tentang Narkotika? Atau UU tentang Korupsi? Atau bahkan UU Pajak? Apa anda kira semua wajib pajak memang sudah gatal setengah mati ingin membayar pajak sebesar itu? Lha kenapa kaum liberal ga pernah menjerit-jerit di jalanan: “Jangan paksakan kehendak! Biarkan mereka bayar pajak seikhlasnya..”

Jadi kenapa, saat ada penduduk di suatu daerah setuju untuk memberlakukan perda anti prostitusi, perjudian dan miras, dengan hukuman cambuk bagi pelakunya, kaum liberal tiba-tiba lantang berteriak “Itu melanggar HAM!”. Anda kira memenjarakan orang itu tidak melanggar HAM nya untuk hidup bebas merdeka? Dan kenapa, ketika RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi berusaha disahkan, tiba-tiba saja prinsip demokrasi berdasar suara terbanyak dianggap sebagai tirani mayoritas? Jika memang begitu, ga ada salahnya dong jika para pecandu narkoba dan miras ramai-ramai naik xenia untuk demo di jalanan dan berteriak “Jangan jadi tirani mayoritas! Kalian sudah melanggar HAM kami untuk ajeb-ajeb sampai pagi..”.

Jika saja setiap undang-undang harus disepakati semua orang dulu baru bisa disahkan, maka kita tidak akan pernah punya undang-undang satu pun. Yang tidak boleh, adalah memaksa dengan kekerasan. Jika sudah banyak yang setuju, dan memang UU itu demi kebaikan bersama (sama seperti kita dipaksa belajar saat remaja), di mana salahnya?

“Orang-orang yang mencari kebenaran itu, seperti air. Jika dihadang, ia berbelok. Dibendung, ia akan merembes. Bahkan jika dibendung dengan menggunakan beton dalam bendungan raksasa, ia akan menguap.. Ia tidak akan pernah lelah mencari jalannya…”

[ww.fimadani.com]

KKI >> KOMPAK KRITIK


“Jangan melihat siapa yang mengatakan dong. Kalau mau mengkritisi, kritisi gagasannya, kata-katanya, fikirannya. Jangan kritisi pribadi dan kelakuannya (bahasa alaynya: ad hominem).”

Oalaaah.. Saya beri contoh kasus ringan. Misalnya, kata-kata ini diucapkan dua orang yang berbeda: “Saya akan memajukan bangsa Indonesia. Saya akan berjuang menciptakan budaya bebas korupsi, pola hidup sederhana, dan mengikis habis kebohongan birokrat dan legislatif” Yang pertama, diucapkan oleh Buya Hamka. Satu lagi, diucapkan Angelina Sondakh. Saya rasa, yang pertama membuat anda manggut-manggut percaya, dan yang kedua membuat anda setengah mati menggigit bibir, lalu terguling karena tertawa terbahak-bahak.. Kenapa kata-kata yang sama persis, dengan nada sama persis, tapi diucapkan oleh dua orang yang berbeda, hasilnya bisa berbeda? Setiap kata-kata, sebijak apapun, selalu ada motif dibaliknya. Dan motif itu, sangat terkait dengan pribadi orang yang mengucapkannya. Jadi, kenapa kita tidak boleh mengkritisi pribadi yang mengucapkannya?

Jika anda ingin minta pendapat tentang gaya rambut, anda bertanya kepada penata rambut, atau ke tukang las? Jika saya bilang “lha masa tukang las mengerti soal gaya rambut”, apa itu ad hominem?

Kasus Irshad Manji adalah contoh lain yang gamblang tentang hal itu. Dia dibesar-besarkan media sebagai seorang reformis muslim yang berusaha mencerahkan umat Islam. Tapi di dalam bukunya, ia membantah prinsip-prinsip Islam sendiri dengan cara mempromosikan lesbian, gay dan transgender, menghina jilbab, bahkan meragukan kesempurnaan Al Quran.. Jika kita mengkritisi pribadinya yang lesbian (dan tentu saja ia akan berjuang keras agar lesbian dihalalkan dalam Islam) dan mengkritisi sikapnya yang meragukan Al Quran, di mana salahnya? Bukankah kita memang selalu menilai siapa yang berbicara, bukan hanya apa yang ia ucapkan? Bagaimana mungkin dia seorang muslim, jika ia meragukan Al Quran? Itu kan sama saja dgn ia mengaku lesbian, sambil menyatakan lagi jatuh cinta dgn Rhoma Irama.. Lha kenapa jika kami meragukan keislamannya, tiba-tiba muncul teriak-teriak histeris “Ad hominem! Ad hominem!?”

ISLAM>> KOPLAK Lady gaga Part 2


“Menonton atau membaca pornografi, kekerasan, atau apapun tidak akan mempengaruhi saya. Toh semua manusia dibekali filter untuk menyaring, dan otak untuk berfikir. Jadi mau saya baca atau tonton ribuan kali pun , tidak akan merubah pendirian saya.. Satu kali nonton konser lady Gaga tidak akan membuat yg nonton jd pemuja setan dan lesbian kan?”

Hohohoho.. Yuk kita bandingkan keadaan sekarang dan keadaan 20 tahun yang lalu, tahun 80-90an. Zaman dulu, seks bebas di Indonesia masih sangat sedikit jumlahnya. Untuk kaum remaja saat itu, bergandengan tangan di depan umum saja, sudah menimbulkan ledekan yang membuat sang pelaku ingin menceburkan diri ke selokan terdekat. Lihat anak-anak sekarang? Mungkin anda sendiri yang dengan sukarela akan menceburkan diri ke selokan terdekat saat melihat gaya mereka berpacaran. Bahkan sekarang mereka dengan senang hati menyebarkan prilaku mereka dalam bentuk video yang jumlahnya mulai menyaingi produksi film porno Amerika dalam setahun.. Kenapa bisa bergeser? Apa anda kira para orang tua dan guru lah yang menanamkan dogma: “Anakku, kamu harus rajin-rajin seks bebas yaa, biar dapat rangking.. Yuk kita memasyarakatkan seks bebas dan menseks bebaskan masyarakat..”?

Jadi, siapa yang mengajari mereka? Jawabannya sederhana: media massa. Selama berpuluh-puluh tahun mereka menggempur otak bawah sadar kita dengan berbagai film, buku, berita, cerita, sinetron, dan lain-lain yang secara sangat halus menyiratkan: “Seks bebas itu hal yang biasa aja cooy.. Anak gaul, malu dong jika masih perawan di usia 18. Tuh, banyak artis idola kamu yang melakukannya.” Memang benar 1000 kali membaca, atau 1x nonton Lady Gaga belum tentu merubah kita.. Tapi, pesan-pesan itu ditanamkan selama berpuluh-puluh tahun, dalam bentuk jutaan pesan per tahun, dari berbagai arah, terhadap anda dan keluarga anda. Yakin anda dan keluarga anda tidak terpengaruh sedikitpun?

Siapa yang paling mudah bobol? Tentu saja anak anda. Anda kira, kenapa iklan McDonald dan rokok mengarah kepada anak-anak dan remaja? Karena merekalah berada dalam fase yang labil dan paling mudah dipengaruhi, dibandingkan orang tuanya. Saat mereka menjadi dewasa dan lebih bijaksana, rokok, junkfood dan seks bebas itu sudah menjadi kebiasaan mereka, candu mereka, sehingga mereka akan sangat sulit meninggalkannya, walau akhirnya paham kerusakan macam apa yang ada dibaliknya.

“Tetap ngga ngaruh maaas, iman gue kan KW1″ Mungkin. Tapi, sedikit banyak, anda akan terpengaruh. Anda akan menjadi permisif: “Biar ajalah orang lain melakukannya, yang penting aku tidak.. Toh banyak yang melakukan, dan itu bukan urusanku”. Itulah yang menjadi target selanjutnya: menanggalkan kontrol sosial anda.. Jika laju ‘cuci otak’ ini terus berlanjut, sepuluh tahun ke depan, jangan heran jika akhirnya kitalah yang mengekspor video porno ke Amerika dan masyarakat Amerika lah yang nonton konser Iwak Peyek Tour 2022.