Bismillahirrahmaanirrahiim...
"Apa sih arti istilah itu ?!"
Ta'aruf berasal dari bahasa arab, artinya Perkenalan atau Penjajakan.
Istilah Ta'aruf yang kemudian dipakai untuk menggantikan kata
"Pacaran" ini diambil di antaranya dari Al-Qur'an surat Al-Hujaraat
ayat 13.
"Wahai manusia !! Sesungguhnya , Kami telah menciptakan kalian dari
seorang laki-laki dan perempuan , kemudian Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kalian SALING MENGENAL. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kalian adalah yang paling Bertaqwa. ALLAH Maha Mengetahui Maha
Mengenal."
(QS. Al-Hujurat : 13)
Ayat tersebut memerintahkan kita Berkenalan . Dari perkenalan itu akan timbul
tafaahum atau saling memahami satu sama lain.
Dari situ akan muncul takaaful atau Saling Tolong. Jadi..Ta'aruf itu adalah
Sarana menuju Pernikahan.
~•.*♥*.•~ Dan TA'ARUF yang BENAR adalah ada Pihak laki-laki dan Wanita yang di
batasi dengan MURRABI (Perantara)..
Bisa Ustadz/ ustadzah yang Ia kenal, atau saudara terdekat (kakak/Bapak/
Ibu/Paman/Bibi, dst) yang sudah mengenal seluk-beluk si Pasangan yang sedang
Berta'aruf..
Sehingga tidak ada Perbincangan/ Pertemuan yang Berlebihan..
~•.*♥*.•~ Memang tidak ada Perbincangan/ Pertemuan secara Langsung, karna jika
kita menghendaki itu, semua bisa di sampaikan oleh Sang Murrabi kepada Pelaku
Ta'aruf..
Nanti jika sudah Deal/sepakat/ setuju baru diadakan pertemuan lalu boleh Saling
Bicara mau tidaknya pada saat itu juga, tapi jika tidak setuju boleh di
putuskan saat itu juga, INGAT Pertemuan/ Perbincangan tersebut harus ada
Murrabi,
Sehingga tidak timbul Fitnah & Zina (yang terdapat dalam Berpacaran)..
Kalau Bertemu/ Berbincang tanpa Murrabi itu bukan Ta'aruf, tapi Tipu Daya Setan
yang ingin melemahkan Iman, sehingga akan menjerumuskan kepada zinah
(read-Pacaran). .
Setelah mendapat Informasi yang Jelas dan Detail dari Sang Murrabi tersebut,
lalu apabila hendak ada Niatan serius barulah diadakan acara Peminangan
(Khitbah) dan boleh Bertemu dengan Calon Pasangan, akan tetapi hanya sekedar
saja..
Tetapi apabila dalam proses Ta'aruf, ada ketidakcocokan, kalian bisa mengakhiri
proses Ta'aruf dan bisa menjadi Saudara,
Itulah salah satu kelebihan Ta'aruf..
(tak ada yang sakit hati, tersakiti atau dilukai).. (^_^)
~•.*♥*.• Lalu,apa perbedaan TA'ARUF dengan PACARAN ?!
Ada Empat Hal yang membedakan keduanya, Yaitu :
~•.*♥*.• 1. Ta'aruf tidak mengenal kata : "Jadian", seperti yang
lazim dalam Pacaran.
Bila tidak "Jadian", tidak sah menyebut kata "Pacar".
"jadian" itu mirip "ijab-kabul". Bedanya , yang menyaksikan
ijab-kabul adalah ALLAH , Malaikat, Penghulu , Keluarga , dan Para Saksi ,
sementara "Jadian" biasanya tidak ada yang menyaksikan, kecuali
mereka Berdua. Maklum,proses "Jadian" biasanya dilakukan di tempat sepi
dan hanya mereka Berdua yang Tahu.
Bisa jadi saksinya adalah Setan. Bukankah Rasulullah pernah
Bersabda,"Jangan kalian menyepi berdua dengan seorang wanita karena yang
ketiganya adalah setan."
~•.*♥*.• 2. Pacaran biasanya Menghalalkan Berduaan , Berpegangan ,dan Berciuman
,asal tidak sampai Berhubungan Intim.
kadang orangtua malah membolehkan anaknya untuk Pacaran....
sehingga aktivitas pacaran BERDUAAN , BERGANDENGAN , BERPEGANGAN, BERCIUMAN seperti
Dihalalkan ..
atau KNPI ( Kissing , necking , petting, intercoursing ) diperbolehkan.
sementara Ta'aruf yang Paling Mulia adalah yang Paling Bertaqwa (Qs.Al-Hujaraat
:13).
“Dan janganlah kamu dekati zina. Sesungguhnya zina itu suatu Perbuatan yang Keji
dan Jalan yang Buruk”
(QS. Al-Isra’: 32).
~•.*♥*.• 3. Karena dalam Ta'aruf tidak ada istilah : "Jadian", ketika
akhirnya tidak Cocok dan menghentikan proses Ta'aruf,tidak ada yang Sakit Hati
atau Patah Hati.
Dalam Ta'aruf juga tidak dikenal istilah Putus Cinta , seperti yang terjadi
pada Pacaran . Bila Cocok , berarti jadi Suami-Istri. Bila tidak , tetap
menjadi Sahabat ,bahkan Saudara.
~•.*♥*.• 4. Ta'aruf adalah Ajang serius Mencari Jodoh yang Cocok dan Baik.
Orientasinya adalah NIKAH SESEGERA MUNGKIN.
Sedangkan Pacaran adalah Ajang yang mungkin ada Keseriusan/ tidak dalam mencari
Jodoh, karna terkadang ada yang hanya Mencintai saja, tapi tak bisa memiliki
(read-Putus cinta dlm Berpacaran) karena Niatnya hanya Main2 saja [niat
(menikah)nya sudah ternodai oleh bisikan setan]..
Rasulullah salallahu 'alaihi wassallam. Bersabda :
“Bila ada Seorang yang Agama dan Akhlaqnya telah engkau Sukai, Datang kepadamu
Melamar, maka Terimalah Lamarannya. Bila Tidak, niscaya akan terjadi Kekacauan
dan Kerusakan besar di muka bumi.” (HR. Ath-TirmidzI dan lainnya).
~•.*♥*.• Sedikit kisah tentang menjaga pandangan mata :
Pada masa Rasulullah saw. ada Seorang Pria sedang berjalan-jalan ketika
kemudian Ia melihat seorang Wanita yang Menarik Perhatiannya. Wanita itu pun
Memandangnya.
Syetan kemudian membisikkan Godaan pada Keduanya hingga Keduanya terus
Bertatapan sampai-sampai Pria itu tidak menyadari bahwa ada Dinding di
Hadapannya. Akhirnya Ia Menabraknya dan hidungnya terluka. Ia berkata, “Demi
Allah aku tidak akan Menghapus Darah sampai Aku mendatangi Rasulullah saw. dan
Memberitahukan pada Beliau tentang Kejadian ini.”
Ketika Ia Berjumpa dengan Rasulullah saw. dan Menceritakan Peristiwa tersebut
Allah Swt. pun menurunkan Ayat 30-31 dari Surat An-Nuur : “Katakanlah kepada
orang Laki-Laki yang Beriman: “Hendaklah mereka Menahan Pandangannya, dan
Memelihara Kemaluannya ; yang demikian itu adalah Lebih Suci bagi mereka ,
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang Mereka Perbuat. Katakanlah kepada
Wanita yang Beriman: “Hendaklah mereka Menahan Pandangannya , dan Memelihara
Kemaluannya , dan Janganlah mereka Menampakkan Perhiasannya, kecuali yang
(biasa) Nampak daripadanya. Dan Hendaklah mereka menutupkan Kain Kudung ke
Dadanya, dan Janganlah menampakkan Perhiasannya.”
( QS. An-Nuur [24]: 30-31)
Sejak saat itu Kaum Muslimin diperintahkan untuk Saling Menjaga Pandangan yang
dapat memunculkan Syahwat mereka.
Ketika Rasulullah saw. Tengah Membonceng al-Fadhl bin Abbas ra. pada Saat
Pelaksanaan Qurban dari Mudzalifah hingga ke Mina, mereka Berpapasan dengan
serombongan Wanita yang mengendarai Unta. Al-Fadhl melihat mereka dan terus
Menatapnya Lekat-lekat.
Rasulullah saw yang mengetahui hal itu lalu membalikkan kepalanya ke arah yang
lain.
Sementara itu kepada Ali bin Abi Thalib ra. Beliau juga bersabda: “Wahai Ali,
Janganlah Engkau ikuti Pandangan dengan Pandangan lagi, karena yang Pertama
menjadi bagianmu dan yang berikutnya bukan lagi untukmu (menjadi Dosa)”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud)
Rasulullah salallahu 'alaihi wassallam. Bersabda :
“Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik dari pada
menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya”
(HR. At-Thabrani & Baihaqi)
dari sumber yang maaf saya Lupa..
semoga mendapat kberkaha dan iLmu yang bisa Lagi dbagikan.. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar