“Jangan melihat siapa yang mengatakan dong. Kalau mau
mengkritisi, kritisi gagasannya, kata-katanya, fikirannya. Jangan kritisi
pribadi dan kelakuannya (bahasa alaynya: ad hominem).”
Oalaaah.. Saya beri contoh kasus ringan. Misalnya,
kata-kata ini diucapkan dua orang yang berbeda: “Saya akan memajukan bangsa
Indonesia. Saya akan berjuang menciptakan budaya bebas korupsi, pola hidup
sederhana, dan mengikis habis kebohongan birokrat dan legislatif” Yang pertama,
diucapkan oleh Buya Hamka. Satu lagi, diucapkan Angelina Sondakh. Saya rasa,
yang pertama membuat anda manggut-manggut percaya, dan yang kedua membuat anda
setengah mati menggigit bibir, lalu terguling karena tertawa terbahak-bahak..
Kenapa kata-kata yang sama persis, dengan nada sama persis, tapi diucapkan oleh
dua orang yang berbeda, hasilnya bisa berbeda? Setiap kata-kata, sebijak
apapun, selalu ada motif dibaliknya. Dan motif itu, sangat terkait dengan
pribadi orang yang mengucapkannya. Jadi, kenapa kita tidak boleh mengkritisi
pribadi yang mengucapkannya?
Jika anda ingin minta pendapat tentang gaya rambut,
anda bertanya kepada penata rambut, atau ke tukang las? Jika saya bilang “lha
masa tukang las mengerti soal gaya rambut”, apa itu ad hominem?
Kasus Irshad Manji adalah contoh lain yang gamblang
tentang hal itu. Dia dibesar-besarkan media sebagai seorang reformis muslim
yang berusaha mencerahkan umat Islam. Tapi di dalam bukunya, ia membantah
prinsip-prinsip Islam sendiri dengan cara mempromosikan lesbian, gay dan
transgender, menghina jilbab, bahkan meragukan kesempurnaan Al Quran.. Jika
kita mengkritisi pribadinya yang lesbian (dan tentu saja ia akan berjuang keras
agar lesbian dihalalkan dalam Islam) dan mengkritisi sikapnya yang meragukan Al
Quran, di mana salahnya? Bukankah kita memang selalu menilai siapa yang
berbicara, bukan hanya apa yang ia ucapkan? Bagaimana mungkin dia seorang
muslim, jika ia meragukan Al Quran? Itu kan sama saja dgn ia mengaku lesbian,
sambil menyatakan lagi jatuh cinta dgn Rhoma Irama.. Lha kenapa jika kami
meragukan keislamannya, tiba-tiba muncul teriak-teriak histeris “Ad hominem! Ad
hominem!?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar