Hal yang paling sulit dari banjir informasi di abad
informasi, adalah menyaringnya…
Kemampuan yang paling hebat, dan juga paling mengerikan
dari para filsuf, sastrawan, dan penulis amatiran (seperti saya), adalah
merangkai kata-kata. Kemampuan persuasi, yang bisa membuat hal-hal yang
sebenarnya koplak, terlihat bijak. Suatu hal-hal yang jelas salah pun, akan
bisa terlihat luar biasa benar, luar biasa masuk akal, lengkap dengan argumen
yang indah dan berbunga-bunga, yang kedengarannya muncul dari seorang bijak
berjanggut yang sedang bersemedi di bawah pohon, lengkap dengan kicauan burung
di latar belakang.
Kata-kata bijak berikut ini, saat pertama anda
membacanya, anda mungkin akan manggut-manggut setuju, hati anda tersentuh,
bahkan mata anda akan berkaca-kaca sambil menghela napas panjang sambil
membatin: ‘iya juga yaa..’ Benarkah itu bijak? Yuk kita kritisi..
“Kita tidak perlu menghakimi keburukan orang lain.
Biarlah itu urusan dia dengan Tuhannya. Hanya Tuhan yang tahu mana yang paling
benar. Hanya Tuhan lah yang berhak menghakimi, di akhirat kelak..”
Wow, wow, wow, tunggu dulu.. Jika saja hanya Tuhan
yang berhak menghakimi, mari kita bubarkan semua lembaga peradilan, karena
manusia tidak berhak menghakimi bukan? Mau orang korupsi, mencuri, menjadi gay
dan lesbian, menghina agama, bahkan membunuh orang lain, biarkan saja. Toh kita
tidak berhak menghakimi orang lain kan? Hanya Tuhan yang berhak. Jadi jika ada
polisi yang coba mendenda kita karena buang sampah atau merokok sembarangan di
Singapura, tampar saja si sok tahu itu, dan katakan: “hanya Tuhan yang berhak
menghakimi saya!!” Jika kita hanya membiarkan Tuhan yang mengadili semua
keburukan-keburukan manusia di dunia, kita tidak perlu hukum lagi, dan mari
kita kembali ke zaman batu (bahkan manusia zaman batu pun punya peraturan).
Atau kita ikuti saja kata-kata teman saya: “Lemah teles, Gusti Alloh seng
mbales..”
“Kenapa kita ribut-ribut masalah yang sepele sih? Pornografi
diributin, penulis buku yang mempromosikan lesbi dihalangin.. Lady Gaga
diributin.. Mendingan urusin tuh koruptor, mereka yang lebih berbahaya bagi
bangsa kita ini..”
Weks.. Ini sih sama saja dengan: “Ngapain kita tangkap
orang yang nyolong sandal, tuh yang maling motor aja dikejar..”. Lha perbuatan
buruk, besar atau kecil, tetap harus dihalangi. Jika orang tersebut menentang
pornografi, bukan berarti dia diam saja terhadap koruptor kan? Bukankah lebih
baik kita menjaga dari keduanya. Katakan: say no to pornografi dan korupsi!
Dua-duanya, menurut saya, cepat atau lambat, akan menghancurkan negara ini.
bahkan masyarakat barat sendiri pun cukup resah dengan pornografi, koq malah
kita mendukungnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar